THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 11 April 2011

persatuan sepak bola seluruh indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Persatuan Bola Seluruh Indonesia
AFC
Lambang asosiasi
Didirikan 1930
Bergabung dengan FIFA 1952
Bergabung dengan AFC 1954
Situs web resmi www.pssi-football.com
Presiden Nurdin Halid (2004 – )
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI, adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepak bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo.
PSSI bergabung dengan FIFA pada tahun 1952, kemudian dengan AFC pada tahun 1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun 2005, diadakan pula Piala Indonesia. Ketua umumnya saat ini adalah Nurdin Halid yang sempat diusulkan untuk diganti karena tersandung masalah hukum.

 Sejarah perkumpulan sepak bola di Indonesia

Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia[1].
Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya sepak bola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan berbagai kelengkapan olahraga pun meningkat. Di tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru juga menyediakan peralatan sepakbola.
Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah adanya istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut berganti dengan istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur di tahun 1960-an[2].

 Sejarah PSSI

PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.

Logo lama PSSI.
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.

 Kontroversi

PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid memiliki beberapa hal yang dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi berlebihan atas diselenggarakannya Liga Primer Indonesia. 
Kasus Korupsi Nurdin Halid
Pada 13 Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng.[3] Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepakbola nasional.[4][5] Karena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihak[6][7][8]; Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu)[9], Ketua KONI[10], dan bahkan FIFA[9][11][5] menekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum.[12] Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara.[9][10][13][14] Agar tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (bahasa Inggris: “They..., must not have been previously found guilty of a criminal offense....") diubah dengan menghapuskan kata "pernah" (bahasa Inggris: "have been previously") sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal" (bahasa Inggris: "... must not found guilty of a criminal offense...").[15][16] Setelah masa tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI.[14][17]

Reaksi atas Liga Primer Indonesia

Pada Oktober 2010, Liga Primer Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub.[18] Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.[19] Meski PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum,[19] organisasi ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai "kompetisi ecek-ecek",[20] "tarkam",[21] dan "banci."[22] LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.[23]
Klub anggota yang keluar dari kompetisi PSSI dan mengikuti Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasi[24] dan tidak diundang dalam Munas PSSI.[25] Padahal klub-klub tersebut hanya mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia dan bukan dari keanggotaan PSSI, sehingga masih memiliki hak suara dalam Munas.[26] Selain itu, menurut Statuta PSSI, penghapusan keanggotaan klub dari PSSI tidak dapat ditentukan hanya oleh petinggi PSSI, harus melalui kongres dan disetujui minimal 3/4 anggota yang hadir.[26][27]

Daftar ketua umum

 Lihat pula

 Referensi

  1. ^ Mimpi Manis Piala Dunia 1938, Kompasiana.com
  2. ^ 'Voetbal' di Batavia, Kompas.com
  3. ^ "Nurdin Halid Divonis Dua Tahun Penjara", Antara, 14 September 2007. Diakses pada 9 Desember 2010.
  4. ^ "Article 32. Composition". Standard Statutes. FIFA. hlm. 29. http://www.fifa.com/mm/document/affederation/federation/standard_statutes_en_1609.pdf. Diakses pada 9 Desember 2010. "The members of the Executive Committee shall be no older than … [age to be completed by the Association] and no younger than … [age to be completed by the Association]. They shall have already been active in football, must not have been previously found guilty of a criminal offence and have residency within the territory of X." 
  5. ^ a b "PSSI Harus Harus Hindari Munaslub", Okezone, 2 November 2007.
  6. ^ "Praktisi Olahraga: Nurdin Halid Harus Mundur Dari PSSI", Kapanlagi.com, 19 September 2007.
  7. ^ "Nurdin Harus Segera Dicopot", Kompas, 26 Maret 2008.
  8. ^ "Pengda PSSI DKI Setuju Desak Nurdin Mundur", Goal.com, 8 Mei 2008.
  9. ^ a b c "Nurdin Halid Menolak Mundur dari PSSI", Antara, 2 November 2007.
  10. ^ a b "Ketua KONI: PSSI Harus Pilih Ketua Baru", Tempo, 2 November 2007.
  11. ^ "Menegpora Minta KONI Desak FIFA Soal Status Ketua Umum PSSI", Okezone, 1 November 2007.
  12. ^ "FIFA Ancam Jatuhkan Sanksi Kepada PSSI", Tempo, 2 November 2007.
  13. ^ "Nurdin Halid Menolak Mundur dari PSSI", Tempo, 2 November 2007.
  14. ^ a b "Lindungi Indonesia dari Godaan Nurdin yang Terkutuk", Tribun News, 5 Desember 2010.
  15. ^ "Soal Statuta FIFA, Nurdin Punya Kartu Truf", Okezone, 31 Maret 2010.
  16. ^ "Inilah Rapor Merah Nurdin Halid", Goal.com, 7 Maret 2010.
  17. ^ "Nurdin Langsung Aktif sebagai Ketua PSSI", Okezone, 27 November 2008.
  18. ^ "Sebanyak 17 Klub Ikuti Deklarasi Liga Primer Indonesia". republika.co.id. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/10/10/24/142170-sebanyak-17-klub-ikuti-deklarasi-liga-primer-indonesia. Diakses pada 20 Januari 2011. 
  19. ^ a b "Kompetisi Di Luar Regulasi PSSI : Ilegal!", PSSI, 3 Januari 2011. Diakses pada 7 Januari 2011.
  20. ^ "PSSI Sebut LPI Kompetisi Ecek-Ecek", Tempointeraktif, 24 Oktober 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  21. ^ "PSSI: "LPI Sama dengan Tarkam"", Yahoo! Indonesia, 1 Oktober 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  22. ^ "Nugraha: LPI Kompetisi Banci!", Kompas, 30 Desember 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  23. ^ Andreas Nugroho. "Pemerintah izinkan Liga Primer", BBC Indonesia, 6 Januari 2011. Diakses pada 7 Januari 2011.
  24. ^ "Ikut LPI, Tiga Klub Superliga Didegradasi", Goal.com, 30 Desember 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
  25. ^ "Tempointeraktif.Com - Tiga Klub LPI Tak Diundang ke Kongres PSSI". tempointeraktif.com. http://www.tempointeraktif.com/hg/sepakbola/2011/01/19/brk,20110119-307301,id.html. Diakses pada 20 Januari 2011. 
  26. ^ a b "PSM Tetap Ke Kongres PSSI - Goal.com". goal.com. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/01/19/2313287/psm-tetap-ke-kongres-pssi. Diakses pada 20 Januari 2011. 
  27. ^ "KOMPAS bola - Bojonegoro, Persema, PSM, dan BOPI". bola.kompas.com. http://bola.kompas.com/read/2011/01/20/10221482/Bojonegoro..Persema..PSM..dan.BOPI. Diakses pada 20 Januari 2011. ""Dalam Statuta PSSI, Pasal 17 mengenai pemecatan disebutkan: 1. Kongres dapat memecat anggota jika: a. Anggota tidak memenuhi kewajiban keuangannya kepada PSSI; b. Anggota secara serius telah melanggar Pedoman Dasar, peraturan-peraturan, instruksi atau keputusan-keputusan FIFA, AFC, dan PSSI. 2. Pemecatan menjadi sah apabila kongres dihadiri oleh suara terbanyak mutlak (50 % + 1) dari anggota yang mempunyai hak suara dan 3/4 (tiga per empat) dari yang hadir menyetujui pemecatan tersebut. ""

Kamis, 31 Maret 2011

HELENA,MONTANA
 
Helena, Montana
—  City  —

Flag

Seal
Nickname(s): Queen City of the Rockies, The Capital City
Location in Lewis and Clark County, Montana
Coordinates: 46°35′44.9″N 112°1′37.31″W / 46.595806°N 112.0270306°W / 46.595806; -112.0270306
Country United States
State Montana
County Lewis and Clark
Founded October 30, 1864
Government
 - Mayor James E. Smith
Area
 - City 14.0 sq mi (36.3 km2)
 - Land 14.0 sq mi (36.3 km2)
 - Water 0 sq mi (0 km2)
Elevation 3,875 (Helena Regional Airport) ft (1,237 m)
Population (2010)
 - City 28,190
 - Density 2,138.5/sq mi (710.5/km2)
 Metro 74,801
Time zone Mountain (UTC-7)
 - Summer (DST) Mountain (UTC-6)
Area code(s) 406
FIPS code 30-35600
GNIS feature ID 0802116
Website www.ci.helena.mt.us
Helena (pronounced /ˈhɛlɨnə/) is the capital city of the U.S. state of Montana and the county seat of Lewis and Clark County.[1] The 2010 census put the population at 28,180.[2]The local daily newspaper is the Independent Record. The local weekly (and independent) newspaper is the Queen City News. The Helena Brewers minor league baseball team call the city home. The city is served by Helena Regional Airport (HLN).
Helena is the principal city of the Helena Micropolitan Statistical Area, which includes all of Lewis and Clark and Jefferson counties; its population is 74,801 on July 1, 2009.[3]

History

Helena, Montana in 1870.
Helena, Montana in 2006.
Helena was founded with the July 14, 1864 discovery of gold in a gulch off the Prickly Pear valley by the "Four Georgians". The city's main street is named Last Chance Gulch and lies close to the winding path of the original gulch through the historic downtown district.
The original camp was named "Last Chance" by the Four Georgians. By fall, the population had grown to over 200 and the name "Last Chance" was viewed as too crass. On October 30, 1864, a group of at least seven men met to name the town, authorize the layout of the streets, and elect commissioners. The first suggestion was "Tomah," a word the committee thought had connections to the local Indian people of the area. Other nominations included Pumpkinville and Squashtown (as the meeting was held the day before Halloween). Other suggestions were to name the community after various Minnesota towns, such as Winona and Rochester. Finally, a Scotsman named John Summerville proposed "Helena," which he pronounced "hel-EE-na," "in honor of the heLEENa in Scott County, Minnesota..." This immediately caused an uproar from the former Confederates in the room who insisted upon the pronunciation HELena, after Helena, Arkansas, a town on the Mississippi River. While the name won, the pronunciation varied until approximately 1882 when the HELena pronunciation became dominant and has remained so to the present. Later tales of the naming of Helena claimed the name came variously from the island of St. Helena, where Napoleon had been exiled, or was that of a miner's sweetheart.[4]
The townsite was first surveyed in 1865 by Captain John Wood. However, many of the original streets followed the chaotic paths of the miners, going around claims and following the winding gulch. As a result, few city blocks are consistent in size, rather they have an irregular variety of shapes and sizes.
In 1870, Henry D. Washburn, having been appointed Surveyor General of Montana in 1869, organized the Washburn-Langford-Doane Expedition in Helena to explore the regions that would become Yellowstone National Park. Mount Washburn, located within the park, is named for him. Members of the expedition included Helena residents: Truman C. Everts - former U.S. Assessor for the Montana Territory, Judge Cornelius Hedges - U.S. Attorney, Montana Territory, Samuel T. Hauser - President of the First National Bank, Helena, Montana; later a Governor of the Montana Territory, Warren C. Gillette - Helena merchant, Benjamin C. Stickney Jr. - Helena merchant, Walter Trumbull - son of U.S. Senator Lyman Trumbull (Illinois) and Nathaniel P. Langford, then former U.S. Collector of Internal Revenue for Montana Territory. Langford helped Washburn organize the expedition and later helped publicize the remarkable Yellowstone region. In May 1872 after the park's creation, Langford was named its first superintendent.
The St. Helena Cathedral as seen from Mount Helena.
By 1888, about 50 millionaires lived in Helena, more per capita than any city in the world. About $3.6 billion (in today's dollars) of gold was taken from Last Chance Gulch over a 20-year period. The Last Chance Placer is one of the most famous placers in the western United States. Most of the production occurred before 1868 and much of the placer is now under the streets and buildings of Helena (but even as late as the 1970s, when repairs were being made to a Bank, a vein of placer gold was found under the Bank's foundation). This large concentration of wealth made for a large amount of culture, much of which still exists and is also evidenced in the varied architecture of the city and its Victorian neighborhoods.
The official symbol of Helena is a drawing of "The Guardian of the Gulch", a wooden fire watch tower built in 1886, that still stands on "Tower Hill" overlooking the historic downtown district. This fire tower replaced a series of observation buildings, the original being a flimsy lookout stand built in 1870 on the same site, built in response to a series of devastating fires: April 1869, November 1869, October 1871, August 1872 and January 1874 that swept through the early mining camp.
The state Capitol building, Helena, Montana
In 1889, railroad magnate Charles Arthur Broadwater opened his fabled Hotel Broadwater and Natatorium west of Helena. The Natatorium was home to the world's first indoor swimming pool. Damaged in the earthquake of 1935, it was closed in 1941. The many buildings on the property were demolished in 1976. Today, the Broadwater Fitness Center stands just west of the Hotel & Natatorium's original location, complete with an outdoor pool heated by natural spring water running underneath it.
In 1902, the Montana State Capitol was completed. Helena has been the capital of Montana Territory since 1875 and the state of Montana since 1889. A large portion of the conflict between Marcus Daly and William Andrews Clark (the Copper Kings) was over the location of the state capital. Until the 1900 census, Helena was the most populated city in the state.
The Civic Center and the Saint Helena Cathedral[1] are two of many unique historic buildings in Helena.
Helena High School and Capital High School are both public high schools located in the Helena School District No. 1. Being the state capital, a large number of Helenans work for the state government. When in Helena, most people visit the local walking mall, completed in the early 1980s after Urban Renewal and the Model Cities Program in the early 1970s had removed many historic buildings from the downtown district, taking nearly a decade to renovate, a three block long shopping district following the original Last Chance Gulch. There is a small artificial stream running along most of the walking mall, mirroring the underground springs that originally flowed above ground in parts of the Gulch.
The Archie Bray Foundation, an internationally-renowned ceramics center founded in 1952, is located just northwest of Helena, near Spring Meadow Lake.
Helena also has a local ski area, Great Divide Ski Area, northwest of town near the ghost town of Marysville.

Geography and climate

The iconic "Sleeping Giant" mountain formation located north of Helena
Helena is located at 46°35′45″N 112°1′37″W / 46.59583°N 112.02694°W / 46.59583; -112.02694 (46.595805, -112.027031),[5] at an altitude of 4,058 feet (1,237 m).[6]
Surrounding features include the Continental Divide, Mount Helena City Park, Spring Meadow Lake State Park, Lake Helena, Helena National Forest, the Big Belt Mountains, the Gates of the Mountains Wilderness, Sleeping Giant Wilderness Study Area, Bob Marshall Wilderness, Scapegoat Wilderness, the Missouri River, Canyon Ferry Lake, Holter Lake, Hauser Lake, and the Elkhorn Mountains.
According to the United States Census Bureau, the city has a total area of 14.0 square miles (36 km2), all of it land.
Helena has a semi-arid climate (Köppen BSk), with long, cold and moderately snowy winters, hot and dry summers, and short springs and autumns in between. Monthly daily means range from 20.2 °F (−6.6 °C) in January to 67.9 °F (19.9 °C) in July, with lows significantly cooler from April to October, due to the aridity and elevation. Snowfall has been observed in every month of the year, [7] but is usually absent from May to September, and normally accumulates in only light amounts. Winters have periods of moderation, partly due to warming influence from chinooks. Precipitation mostly falls in the spring and is generally sparse, averaging only 11.3 inches (287 mm) annually.
Subzero (below −18 °C) cold is observed 23 nights per year, but is rarely extended, as is 90 °F (32 °C) heat, which occurs on 19 days annually.[7] Extremes range from −42 to 105 °F (-41 to 41 °C), occurring as recently as February 2, 1996 and July 12, 2002, respectively.
[hide]Climate data for Helena, Montana
Month Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Year
Record high °F (°C) 63
(17.2)
69
(20.6)
78
(25.6)
86
(30)
95
(35)
102
(38.9)
105
(40.6)
105
(40.6)
99
(37.2)
87
(30.6)
75
(23.9)
64
(17.8)
105
(40.6)
Average high °F (°C) 30.5
(-0.83)
37.3
(2.94)
46.8
(8.22)
56.9
(13.83)
65.9
(18.83)
75.0
(23.89)
83.4
(28.56)
82.5
(28.06)
71.0
(21.67)
58.4
(14.67)
41.5
(5.28)
31.5
(-0.28)
56.7
(13.72)
Daily mean °F (°C) 20.2
(-6.56)
26.4
(-3.11)
35.1
(1.72)
44.1
(6.72)
52.9
(11.61)
61.2
(16.22)
67.8
(19.89)
66.7
(19.28)
56.1
(13.39)
44.8
(7.11)
30.9
(-0.61)
21.4
(-5.89)
44.0
(6.67)
Average low °F (°C) 9.9
(-12.28)
15.6
(-9.11)
23.5
(-4.72)
31.2
(-0.44)
39.8
(4.33)
47.5
(8.61)
52.3
(11.28)
50.8
(10.44)
41.2
(5.11)
31.2
(-0.44)
20.3
(-6.5)
11.3
(-11.5)
31.2
(-0.44)
Record low °F (°C) −42
(-41.1)
−42
(-41.1)
−30
(-34.4)
−10
(-23.3)
17
(-8.3)
30
(-1.1)
36
(2.2)
28
(-2.2)
6
(-14.4)
−8
(-22.2)
−39
(-39.4)
−40
(-40)
−42
(-41.1)
Precipitation inches (mm) 0.52
(13.2)
0.38
(9.7)
0.63
(16)
0.91
(23.1)
1.78
(45.2)
1.82
(46.2)
1.34
(34)
1.29
(32.8)
1.05
(26.7)
0.66
(16.8)
0.48
(12.2)
0.46
(11.7)
11.32
(287.5)
Snowfall inches (cm) 8.4
(21.3)
5.3
(13.5)
6.8
(17.3)
4.6
(11.7)
.9
(2.3)
0
(0)
0
(0)
.3
(0.8)
1.2
(3)
3.0
(7.6)
5.4
(13.7)
7.7
(19.6)
43.6
(110.7)
Avg. precipitation days (≥ 0.01 in) 7.5 6.3 8.1 8.6 11.4 10.4 8.1 7.7 6.3 5.7 6.7 7.3 94.1
Avg. snowy days (≥ 0.1 in) 6.9 5.6 5.6 3.8 .7 0 0 .1 .7 2.0 5.0 7.0 37.4
Sunshine hours 120.9 149.7 226.3 243.0 282.1 309.0 368.9 325.5 255.0 201.5 120.0 99.2 2,701.1

Band Killing Me Inside Akan Singgahi 13 Kota di Indonesia

Editor: Eko Hendrawan Sofyan
Senin, 14 Februari 2011 | 15:24 WIB
Dok. PRibadi
JAKARTA, KOMPAS.com -- Band Killing Me Inside yang beraliran modern rock saat ini sedang menggelar konser keliling Indonesia untuk memperkenalkan karyanya kepada penikmat musik di Tanah Air.
Tidak kurang dari 13 kota besar telah dijadwalkan untuk disinggahi band yang diawaki oleh Onad (vokal), Josaphat (gitar), dan Davi (dram) tersebut.
Menurut Onad, kota yang akan disinggahi adalah Bali, Surabaya, Malang, Jogjakarta, Solo, Semarang, Cirebon, Bandung, Medan, Makassar, Manado, Balikpapan, dan Jakarta.
"Untuk rangkaian tur ini kami sudah memulainya dari Bandung, kami berharap tur bisa berjalan sesuai dengan harapan kami," katanya saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, belum lama ini.
Ia menyatakan konser keliling 13 kota besar itu untuk promosi album terbaru self-tittled Killing Me Inside, setelah diluncurkan di bawah label PT Royal Prima Musikindo (RPM) pada penghujung 2010.
Memiliki album dan menggelar konser keliling Indonesia adalah sebuah mimpi lama Onad, Josaphat dan Davi yang kini terwujud.
"Punya album dan tur ke seluruh Indonesia adalah impian kami sejak dulu. Musik ini kami dedikasikan buat fans Killing Me Inside di seluruh negeri," kata Josaphat.
"Kami berharap konser keliling ini berlanjut ke kota-kota kecil lainnya di Indonesia," katanya.
Dalam album terbaru ini, Killing Me Inside hadir dengan 12 lagu termasuk nomor hits 'Biarlah'.
Di lagu itu, Onad menunjukkan karakter vokal yang segar lewat lengkingan nada-nada tinggi, sedangkan aroma rock yang kuat disuguhkan oleh Josaphat dan Davi melalui raungan gitar dan sentuhan dram penuh tenaga
Di jalur indie, Killing Me Insiden bukan "barang baru". Band ini memulai perjalanan kariernya pada awal 2006 dan sempat melalui frase bongkar pasang personel.
Dua musisi mantan band itu adalah Raka yang kini bergabung dalam Vierra, dan Sansan yang kini kerja bareng Pee Wee Gaskins.
Ketekunan berlatih dan kegigihan menghadapi tantangan membuat Killing Me Inside mampu meraih dua gelar bergengsi, yakni pemenang kategori Best Indie dan Best New Artist dari ajang Indigo Awards 2010 di Planery Hall JCC Senayan, Jakarta.
Indigo Awards merupakan ajang unjuk kebolehan bagi insan musik berbakat.
Direktur RPM, Octav Panggabean, menyimpan optimisme besar bahwa Killing Me Inside akan menjelma menjadi band dengan nama besar di industri musik Tanah Air.
Menurut dia, kemampuan bermusik dan pilihan jenis musik Killing Me Inside menjadi salah satu alasan pihaknya bersedia menaungi mereka.
"Saya punya harapan besar terhadap band ini. Mudah-mudahan anak-anak muda ini memiliki attitude yang tetap sama hingga nanti mereka benar-benar menjadi band besar, tetap rendah hati, ramah, dan tidak macam-macam," katanya


Guns N' Roses

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Guns N' Roses
AsalLos Angeles, California, Amerik Serikat
GenreHard rock
Tahun aktif1985-sekarang
LabelGeffenUZI Suicide
Dipengaruhi olehHollywood RoseBuckethead,L.A. GunsCinderellaSlash's SnakepitVelvet Revolver,Sixx:A.M.
Situs webwww.gunsnroses.com
Anggota
Axl Rose
Dizzy Reed
Tommy Stinson
Chris Pitman
Richard Fortus
Ron "Bumblefoot" Thal
Frank Ferrer
DJ Ashba[1]
Mantan anggota
Lihat: #Mantan
GNR Logo.JPG
Guns N' Roses (GNR) adalah kelompok musik hard rock dari Amerika Serikat yang mulai terkenal di akhir 1980-an dan awal 1990-an. Mereka pertama melejit lewat album 1987Appetite for Destruction dan kemudian menerbitkan dua album berbarengan Use Your Illusion I dan Use Your Illusion II.


 

Anggota Sekarang

]Manta

  • Fred Coury - drums (1987-1988 - eight performances)
  • Stephen Harris - bass (1988 - one performance)
  • Don Henley - drums (1989 - one performance)
  • Izzy Stradlin - rhythm guitar (1993 - five performances)

Touring guests

  • Vince Neil - vocals (1988 - one performance)
  • Matt McKagan - horns (1989 - four performances)
  • Shannon Hoon - bongos, vocals (1991-1993 - nine performances)
  • Sebastian Bach - vocals (1991, 2006 - six performances)
  • Lenny Kravitz - guitar, vocals (1992 - one performance)
  • Steven Tyler - vocals (1992 - one performance)
  • Joe Perry - guitar (1992 - one performance)
  • Brian May - guitar (1992-1993 - two performances)
  • Elton John - piano (1992 - one performance)
  • Ronnie Wood - guitar (1993 - two performances)
  • Tom Doyle - bongos (1993 - four performances)
  • Michael Monroe - vocals (1993 - one performance)
  • Blake Stanton - vocals (1993 - one performance)


teks judul alum

[sunti

TahunAlbumUSUKUS SalesIndonesia SalesRIAA Certification
1986Live ?!*@ Like a Suicide (EP)--10,000-
1987Appetite for Destruction1518,000,00015x Platinum
1988G N' R Lies (EP)2225,000,0005x Platinum
1991Use Your Illusion I225,355,9857x Platinum
1991Use Your Illusion II115,435,4477x Platinum
1993The Spaghetti Incident?421,290,849Platinum
1998Use Your Illusion--430,912-
1999Live Era: '87-'934545729,370Gold
2004Greatest Hits313,132,0003x Platinum
2008Chinese Democracy-

Multi-styled Text Generator at TextSpace.net